Di ufuk senja ku tertawa Mengisi hidup dengan alunan nada Berjinjit kakiku melangkah Arungi kerikil – kerikil yang tak berdaya Hidupku damai penuh warna
Terdiam Dalam Keautisan Hati
Dalam dekap sebuah kelam Percikan sebuah getar hidupkan hati yang merindu Ada tetes-tetes kerinduan yang mengalir Air mencari lembah untuk berlabuh
Sayap Terbentang
Sebuah sayap terbentang Dalam tatap mata yang haus pengetahuan Sebuah sayap terbentang Bersama mimpi yang bukan sekedar khayalan
Jiwa yang Telah Lama Mati
Menatapi langit biru Lelaki itu masih tetap termenung dengan asap mengepul Keluar dari rongga mulut dengan bibir menghitam Berfikir sejenak akan masa lalunya yang kelam